Selasa, 26 Juni 2012 1 comments

Kota Ku Kota Pariwisata

Kota Nganjuk atau yang sering di sebut dengan Kota Angin, terletak antara 11105’ BT-112013’ BT dan 7020’ LS-7059’ LS dengan luas sekitar  ±112.443 Km2 atau 122.433 Ha. Wilayahnya yang terletak di dataran rendah pegunungan, memungkinkan  Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah yang cukup produktif untuk jenis tanaman (pertanian).
Dulu Nganjuk bernama Anjuk Ladang, dalam bahasa jawa kuna berarti Tanah Kemenangan. Menurut cerita tanah ini berasal dari pemberian seorang Mpu. Karena rasa terima kasih kepada masyarakat sekitar yang membantunya dalam peperangan. Di bangunnya sendiri pada tahun 859 Caka/937 Masehi.
Kota ini juga disebut dengan Kota Pahlawan, karena mempunyai pahlawan yang juga berjasa pada masa kemerdekaan seperti : Dr. Soetomo (pendiri Budi Oetomo), Marsinah (aktivis buruh wanita), dan Pah Harmoko (Menteri Penerangan Orde Baru). 

         Nganjuk juga mempunyai kesenian tradisional seperti Tari Tayub, Wayang Timplong, Tari Mung Dhe, dan Jaranan. Makanannya pun juga enak-enak seperi Nasi Becek, Dumbleg, Onde-Onde Njeblos, Nasi Pecel, Nasi Sambal Tumpang, dan Krupuk Upil.
        Tidak kalah dari di atas, Nganjuk juga mempunyai potensi pariwisata yang Beragam. Antara lain:

A. Air Terjun Roro Kuning yang Berlokasi di Desa Bajulan Kabupaten Nganjuk. Dari pusat kota hanya berjarak 17 Km . Berada di ketinggian 600 m dpl, memiliki tinggi antara 10-15 m. Dan berasal dari 3 sumber mata air di sekitar Gunung Wilis.
Menurut legenda nama Roro Kuning berasal dari Ruting (Dewi Kilisuci) dan Roro Kuning (Dewi Sekartaji), dua putri yang berasal dari kerajaan Kadiri dan kerajaan Dhaha yang berkuasa sekitar abad 11-12 Masehi.

B. Candi Lor terletak di Desa Candi Rejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Candi ini terbuat dari batu batu bata merah  dan dipercaya sebagai cikal bakal Kota Nganjuk.
Candi ini berada di atas tanah seluas 42 x 39,40 m, luas alsanya 12,49 m x 11.5 m, tinggi candi 9,3 m. Pada arealnya terdapat juga 2 makam abdi dalem Mpu Sendok yaitu Eyang Karto dan Eyang Kerti.

C. Museum Anjuk Ladang terletak di sebelah timur Kota Nganjuk. Didalamnya terdapat banyak sekali koleksi barang bersejarah dan cagar budaya di Jaman Hindhu, Dhoho, dan Majapahit. Tersimpan juga prasasti Anjuk Ladang yang merupakan cikal bakal Kota Nagnjuk. Ada juga sekitar 131 koleksi bersejarah.
Dibangun diatas lahan seluas 2.633,44m2, luas bangunannya sendiri adalah 4 tempat 351,05 m2 untuk publik dan 2 lokasi = 63 m2 untuk non publik. Didirikan sejak tahun 1995 dan difungsikan sebagai museum 10 April 1996.

D. Goa Margo Trseno/Goa Kelelawar merupakan objek wisata hutan, terletak di Desa Sugih Waras, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Luas  goa ini kurang lebih 15 x 50 m dan berhubungan dengan Goa Lemah Jeblong. Disekitarnya juga terdapat goa lain seperti Goa Gondhel, Goa Pawon, Goa Omah, Goa Landak.

E. Air Terjun Sedudo berada pada ketinggian 1.438 m dpl dengan ketinggian iar terjun sekitar 105 m. Lokasinya berada si lereng Gunung Wilis.Setiap tanggal 1 Suro digunakan untuk upacara  Parna Prahista yaitu ritual memandikan arca. 


         Ada satu hal lagi katika anda berjalan-jalan di Nganjuk jangan heran kalau sering terdengan suara dangdutan, karena lagi ramai orkes dangdut melayu di Nganjuk. Jadi saya yakin anda pasti tidak ruga deh kalau berjalan-jalan ke Kota Nganjuk.

READMORE....!!
Rabu, 06 Juni 2012 0 comments

Sedudo Waterfall


Selain Air Terjun Roro Kuning, Di Nganjuk juga terdapat obyek wisata air terjun yang terkenal yaitu Air Terjun Sedudo. Air terjun ini berada pada  ketinggian 1.438 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan ketinggian air  terjun sekitar 105 meter.Pemandangan  Air Terjun Sedudo sangat memikat, karena  lokasinya berada di lereng Gunung Wilis, yakni sebuah gunung tidak aktif dengan  ketinggian 2.552 meter dpl, di selatan kota Nganjuk.

Selain Wisata alam, anda juga bisa menikmati wisata budaya. Memang pada hari-hari biasa kunjungan wisatanya tidak terlalu ramai. Namun jika anda mau datang pada waktu bulan Suro anda akan menemui banyak orang disana. Karena menurut kepercayaan warga sekitar apabila mandi di air terjun ini dan di bulan Suro akan dapat membuat tubuh menjadi awet muda.

Setiap tanggal 1 Suro, digunakan untuk upacara Parna Prahista yaitu ritual memandikan arca. Yang kegiatanya itu rutin dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Nganjuk.

Dari kota Nganjuk, wisatawan harus menempuh perjalanan sejauh 30 Km. Jalur transportasinya sendiri cukup terbilang mudah karena jalanya yang mulus. Namun karena daerahnya di pegunungan saya sarankan anda sebaiknya menggunakan  kendaraan roda empat non-bus.

Dari penjelasan diatas anda pasti bertanya, berapa harga tiket masuknya?. Harga tiket masuknya sendiri terbilang  cukup murah yaitu sekitar Rp. 2.500,00/ orang.



READMORE....!!
0 comments

Dalamnya Goa Margo Tresno



Merupakan salah satu objek wisata hutan yang berada di Desa Suguh Waras, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. Goa ini adalah Goa kecil yang sering disebut Goa Kelelawar. Luas goa ini  kurang lebih 15 x 50 meter dan berhubungan dengan goa Lemah Jeblong.
 
Masuknya tidak gratis seperti di Museum Anjuk Ladang, anda akan dikenakan biaya sebesar Rp. 1000,00/ orang. Setelah itu anda harus berjalan sekitar setengah kilo lagi untuk tiba dilahan parkir Goa Margo Tresno. Tempat parkirnya cukup luas sehingga anda bisa mengajak keluarga atau sahabat sebanyak-banyaknya.

Disisi utara tempat parkir anda akan menemukan kolam renang dan taman bermain mini untuk putra putri anda. Sedangkan untuk mengakses jalan ke Goa nya sendiri anda harus menuju gerbang sebelah barat dan berjalan naik sekitar  ±500 m.

Masih asrinya hutan dan gemercik air disungai menjadikan perjalanan anda kan terasa berbeda dari yang lain. Apalagi masih banyak burung-burung yang masih hidup liar dan kupu-kupu yang akan menemani anda.

Satu lagi, selain Goa Margo Tresno di sekitarnya juga terdapat goa lain seperti Goa Gondhel, Goa Pawon, Goa Omah, Goa Landak.

READMORE....!!
0 comments

The Kantor Sejarah



Wisata ini terletak di Kota Nganjuk, Jawa Timur, sebelah timur Terminal Bus Kota Nganjuk. Didalamnya terdapat banyak sekali koleksi barang bersejarah dan cagar budaya di jaman Hindu, Doho, dan Majapahit yang terdapat di sekitar Kota Nganjuk. Selain itu disana tersimpan juga sebuah prasasti bernama Anjuk Ladang yang merupakan cikal bakal Kota Nganjuk.
 
Dibangun diatas lahan seluas 2.633,44 m2  dengan satu lantai. Luas keseluruhan bangunanya sendiri adalah 4 tempat 351, 05 muntuk publik dan 2 lokasi = 63 m2 untuk non publik. Didirikan sejak tahun 1995 dan baru difungsikan sebagai museum sejak 10 April 1996. Awal berdirinya memang di manfaatkan sebagai sarana education dengan status kepemilikan milik pemerintah daerah. Setiap pengunjung di perbolehkan masuk secara gratis untuk melihat 131 koleksi bersejarah.
 
Beberapa Koleksi :
Batu Andesit
Terakota / Tembikar
Kereta Kuda
Patung Siwa
Linggayoni
Prasasti

Fasilitas Publik :
Ruang informasi
Ruang pameran tetap
Toilet
Parkir

Fasilitas Museum :
Ruang administrasi (kantor)
Ruang Pengendalian pengamanan
Ruang penyimpanan Koleksi

Waktu Buka :
Hari Senin : Libur
Hari Selasa-Kamis : Pukul 08.00 s.d 14.00
Hari Jum'at : Pukul 08.00 s.d 11.00
Hari Sabtu : Pukul 08.00 s.d 14.00
Hari Minggu : Pukul 08.00 s.d 14.00
 

READMORE....!!
0 comments

Candi Lor Nganjuk

Candi Lor terletak di Desa Candireja, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Candi ini terbuat dari batu bata merah. Dipercaya sebagai cikal bakal Kota Nganjuk apalagi setelah ditemukannya prasasti Anjuk Ladang.

Candi yang kental akan sejarahnya tersebut berdiri di atas tanah seluas 42 x 39,40 meter. Luas alasnya 12,40 x 11,5 meter. Tinggi candi 9,3 meter. Pada arealnya terdapat juga 2 makam abdi dalem Mpu Sendok yaitu Eyang Karto dan Eyang Kerti, dan sebuah pohon kepuh yang di perkirakan sudah tumbuh sejak tahun 1966.

 Dari Prasasti Anjuk Ladang  sendiri, diketahui bahwa  Mpu Sendok  adalah seorang Raja Mataram Hindu yang bergelar Sri Maharaja Sri Isyana Wikrama Dharmotunggadewa. Ia memerintahkan Rakai Hinu Sahasra, Rakai Baliswara serta Rakai Kanuruhan pada tahun 937 untuk membangun sebuah bangunan suci bernama Srijayamerta sebagi pertanda penetapan area Anjuk Ladang yang sekarang terkenal dengan nama Nganjuk.

Perubahan nama Anjuk Ladang menjadi Nganjuk di sebabkan karena orang dulu tidak bisa membaca anjuk secara langsung.

3  
READMORE....!!
1 comments

Ait Terjun Si Roro Kuning

Air Terjun Roro Kuning bertempatkan di Desa Bajulan Kabupaten Nganjuk. Jarak lokasi dari pusat Kota Nganjuk tidak begitu jauh, hanya berjarak 17 Km. Berada di ketinggian 600 m dpl dan memiliki tinggi antara 10-15 m.

Air Terjun ini mengalir dari 3 sumber mata air di sekitar Gunung Wilis. Yang merambat di sela-sela batuan padas dan membentuk sebuah trisula. Karena proses merambatnya air tersebut, maka oleh para masyarakat Desa Bajulan sering disebut dengan air terjun merambat.

Ketika anda mulai memasuki wilayah Air Terjun, anda akan langsung disambut oleh patung Roro Kuning. Tiket masuknya sendiri dikenakan biaya sebesar Rp. 2000,00/orang.

Airnya sendiri tidak sejernih dan sealami dulu. Karena sekarang sudah di bendung. Pembangunan infrastruktur mulai dari kolam renang, out bound, aula hiburan, tempat berkemah, musholla sampai kios-kios dagang sudah di buat sesempurna mungkin

Namun tidak lepas dari keindahan alam, Roro Kuning sendiri juga memiliki nilai sejarah. Di sekitar lokasi terdapat monumen Panglima Besar Jendral Sudirman. Dibangunnya monumen itu, untuk mengenang perjuangan Jendral Sudirman dalam memimpin perang gerilya melawan Belanda tahun 1949.

Selain itu, di sana juga terdapat pesanggrahan Pak Derman yang dahulu katanya pernah di tempati Jendral Sudirman selama satu minggu. Makanya selain bisa merasakan segarnya air yang mengalir anda juga bisa belajar tentang sejarah.    

Menurut legenda, nama Roro Kuning ini berasal dari Ruting dan Roro Kuning, dua putri raja yang berasal dari kerajaan Kadiri dan kerajaan Dhoho yang berkuasa sekitar abad ke 11-12 M. Nama asli Ruting adalah Dewi Kilisuci, sedangkan nama asli Roro Kuning adalah Dewi Sekartaji.

2  
READMORE....!!
 
;