Kota Nganjuk atau yang sering di sebut
dengan Kota Angin, terletak antara 11105’ BT-112013’ BT dan 7020’ LS-7059’ LS
dengan luas sekitar ±112.443 Km2 atau
122.433 Ha. Wilayahnya yang terletak di dataran rendah pegunungan, memungkinkan Nganjuk memiliki kondisi dan struktur tanah
yang cukup produktif untuk jenis tanaman (pertanian).
Dulu Nganjuk bernama Anjuk Ladang, dalam bahasa jawa kuna berarti Tanah Kemenangan.
Menurut cerita tanah ini berasal dari pemberian seorang Mpu. Karena rasa terima
kasih kepada masyarakat sekitar yang membantunya dalam peperangan. Di bangunnya
sendiri pada tahun 859 Caka/937 Masehi.
Kota ini juga disebut dengan Kota
Pahlawan, karena mempunyai pahlawan yang juga berjasa pada masa kemerdekaan
seperti : Dr. Soetomo (pendiri Budi Oetomo), Marsinah (aktivis buruh wanita),
dan Pah Harmoko (Menteri Penerangan Orde Baru).
Nganjuk juga mempunyai kesenian
tradisional seperti Tari Tayub, Wayang Timplong, Tari Mung Dhe, dan Jaranan.
Makanannya pun juga enak-enak seperi Nasi Becek, Dumbleg, Onde-Onde Njeblos,
Nasi Pecel, Nasi Sambal Tumpang, dan Krupuk Upil.
Tidak kalah dari di atas, Nganjuk juga
mempunyai potensi pariwisata yang Beragam. Antara lain:
A. Air Terjun Roro Kuning yang Berlokasi di
Desa Bajulan Kabupaten Nganjuk. Dari pusat kota hanya berjarak 17 Km . Berada
di ketinggian 600 m dpl, memiliki tinggi antara 10-15 m. Dan berasal dari 3
sumber mata air di sekitar Gunung Wilis.
Menurut legenda nama Roro Kuning berasal
dari Ruting (Dewi Kilisuci) dan Roro Kuning (Dewi Sekartaji), dua putri yang
berasal dari kerajaan Kadiri dan
kerajaan Dhaha yang berkuasa sekitar
abad 11-12 Masehi.
B. Candi Lor terletak di Desa Candi Rejo,
Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. Candi ini terbuat dari batu batu bata
merah dan dipercaya sebagai cikal bakal
Kota Nganjuk.
Candi ini berada di atas tanah seluas 42
x 39,40 m, luas alsanya 12,49 m x 11.5 m, tinggi candi 9,3 m. Pada arealnya
terdapat juga 2 makam abdi dalem Mpu Sendok yaitu Eyang Karto dan Eyang Kerti.
C. Museum Anjuk Ladang terletak di sebelah
timur Kota Nganjuk. Didalamnya terdapat banyak sekali koleksi barang bersejarah
dan cagar budaya di Jaman Hindhu, Dhoho, dan Majapahit. Tersimpan juga prasasti
Anjuk Ladang yang merupakan cikal bakal Kota Nagnjuk. Ada juga sekitar 131
koleksi bersejarah.
Dibangun diatas lahan seluas 2.633,44m2,
luas bangunannya sendiri adalah 4 tempat 351,05 m2 untuk publik dan 2 lokasi =
63 m2 untuk non publik. Didirikan sejak tahun 1995 dan difungsikan sebagai
museum 10 April 1996.
D. Goa Margo Trseno/Goa Kelelawar merupakan
objek wisata hutan, terletak di Desa Sugih Waras, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten
Nganjuk. Luas goa ini kurang lebih 15 x
50 m dan berhubungan dengan Goa Lemah Jeblong. Disekitarnya juga terdapat goa
lain seperti Goa Gondhel, Goa Pawon, Goa Omah, Goa Landak.
E. Air Terjun Sedudo berada pada ketinggian
1.438 m dpl dengan ketinggian iar terjun sekitar 105 m. Lokasinya berada si
lereng Gunung Wilis.Setiap tanggal 1 Suro digunakan untuk upacara Parna
Prahista yaitu ritual memandikan arca.
Ada satu hal lagi katika anda
berjalan-jalan di Nganjuk jangan heran kalau sering terdengan suara dangdutan, karena lagi ramai orkes dangdut melayu di Nganjuk. Jadi
saya yakin anda pasti tidak ruga deh kalau berjalan-jalan ke Kota Nganjuk.