Rabu, 14 Maret 2012

Belajar Dari Pelangi

Di muslim penghujan seperti ini, di pagi atau sore hari, ketika titik-titik air hujan dibiaskan sinar mata hati, maka terjadilah PELANGI. Kalau dipagi hari adanya disebelah barat, disore hari adanya di timur. Tepat siang hari bolong, ada di tengah-tengah melingkari matahari seperti cincin yang bersinar terang.
Keindahan PELANGI, setiap orang pasti sudah tahu! Bahkan dituliskan dalam sebuah syair lagu: "PELANGI-PELANGI alangkah indahmu, merah, kuning, hijau di langit yang biru....." Anak-anak tentunya sudah hafal dengan lagu ini.
Keindahan pelangi terletak pada indahnya warna-warna yang menghiasi. Warna-warna itu bertumpuk dengan batas warna yang berpencar begitu halus. Perbedaan warna mampu di redam dengan elok. Sehingga menambah cantik warna-warna tersebut. Padahal warna-warna pelangi berasal dari satu warna yaitu putih. Dalam dongeng pun, di kisahkan  jika ada pelangi ada bidadari yang turun, menebar kebaikan.
Trus............ hubungan PELANGI dengan kehidupan ini apa?
Coba kita lihat kehidupan ini, didesa, kota, daerah satu dengan yang lainnya, bahkan sampai tingkatan negara, apakah sama corak kehidupan manusia? Indonesia dengan Malaysia, walaupun ada persamaan, perbedaan nya pun juga banyak. Asia dengan Eropa, masyarakatnya berbeda cultur dan sosial. "Lain ladang, lain belalangnya, lain lubuk, lain ikannya........" begitulah pepatah berbicara.
Kata yang tepat untuk kehidupan ini adalah warna-warni. Kultur, sosial, kulit, adat istiadat, mata pencaharian, saling berbeda. Carles Darwin pun mengatakan, "Tiada dua individu di dunia ini yang sama persis" Perbedaan selalu mewarnai kehidupan manusia di muka bumi ini.
Ya! Semua tak sama, tak akan pernah sama. Tapi yang jelas dari ketidaksamaan ini, mempunyai satu tujuan sama tentang hidup, yakni kebaikan, kebahagiaan, kemuliaan.
Kalau PELANGI pengikatnya warna putih(suci). Kehidupan yang berwarna ini pengikatnya adalah tujuan kehidupan: kebahagiaan, kemuliaan, dalam bingkai kebaikan. Ini semua adalah fitrah manusia yang ingin selalu baik dan suci.
Dan Tuhanlah yang telah menanam pengikat ini, dihati masing-masing manusia sejak dalam kandungan seorang ibu.
Tugas manusia adalah menjadikan fitrah ini (baik dan suci) sebagai landasan dalam kehidupan agar tercipta warna kehidupan yang indah seindah pelangi.

IM

0 comments:

Posting Komentar

 
;