Kamis, 02 Februari 2012

Perjalanan Seorang Jurnalistik

                 Temen-temen ada hal yang menarik nich pada tanggal 27 Desember 2011. Yaitu Radar Kediri mengadakan sebuah acara yang di sebut School Jurnalist Trip. Radar Kediri mengadakan acara tersebut bertujuan untuk  mengisi waktu liburan dengan kegiatan yang bermanfaat. Banyak sekali peserta yang mengikuti acara tersebut mulai dari SMP sampai SMA.

           Salah satu pesertanya adalah siswa – siswi dari SMPN 1 Kertosono, sekolah saya sendiri. Sekolah saya mengirimkan 6 siswa untuk mengikuti acara/kegiatan tersebut. Ini boleh dibilang cukup bagus   untuk perkembangan majalah sekolah.
            30 menit sebelum kegiatan selanjutnya/penyampaian materi jurnalistik ,panitia mengisi waktu luang itu dengan bercanda/perkenalan dan bergoyang/senam. Tidak terasa 30 menit pun habis ,akhirnya Redaktur Radar Kediri pun datang dan menyampaikan materi dengan cukup baik.
             Setelah penyampaian materi kami/para peserta bergegas memasuki kendaraan yang disiapkan panitia dan menuju ke tempat proses wawancara/narasumber. Tujuan kami adalah ke kebun buah naga yang bernama Wana Natural Farm (WNF) terletak di desa Lebak Tumpang kecamatan Mojoroto. Pemiliknya bernama Kanjeng Pangeran A.P Kusumaningrat / biasa di panggil Mas Demang dan beliau masih termasuk dalam bagian dari keluarga keraton Solo. 
             Mas Demang mendirikan WNF pada tahun 2003 dengan modal Rp. 350.000, wich sedikit juga tapi timbal baliknya ?. Luas kebunnya adalah 1,5 hektar. Selain buah naga beliau juga mempunyai buah-buahan lain seperti  Cerme, Jambu Malaysia, Matoa, Klengkeng, dll. Seluruh aset hartanya mencapai Rp. 10.000.000.000(ini timbal baliknya). Selain menjadi pengusaha beliau juga menjadi dosen di dosen di Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri  di bidang wirausaha. 

             Wawancara pun selesai para peserta kembali ke Radar Kediri untuk proses pengetikan/ editing dan ishoma. Selama proses editing kami diajarkan bagaimana cara memberi imbuhan seperti di/nya, panjang pendeknya kalimat, kata ganti orang, dan sebagainya yang berhubungan dalam koran.
             Setelah proses editing kami ishoma lagi dan kemudian melanjutkan kunjungan ke dapur redaksi. Di sana kami di ajak untuk melihat cara pembuatan koran (sebelum di cetak ) dan editing foto yang kurang bagus. Katanya sich bukan hanya masakan yang memiliki taste/rasa tapi koran juga punya lo.....
             Kunjungan ke dapur redaksi pun selesai, di lanjutkan perjalanan ke PT. Temprina Media Grafika  Nganjuk untuk melihat lebih dekat proses percetakan koran besar-besaran. Sebelum itu kami bermain dulu game yang sudah disiapkan oleh panitia untuk menghilangkan rasa jenuh yang menghinggapi para peserta.
            Berlelah-lelahan  dari percetakan kami diajak  makan  pecel dini hari di jalan dhaha untuk melepas lapar dan haus. Hawa dingin Kota Kediri tidak henti-hentainya  di hembuskan ke badan para peserta, kami pun segera kembali ke Radar Kediri  dan tidur.
           Keesokan hari nya kami pergi ke agen distribusi koran , kami di beri koran untuk di jual ke pada para pengendara yang lewat di jalan raya dekat agen. Kemudian kami kembali  dan menunggu hasil pengumuman.
Pengalaman yang tak terlupakan bersama Radar Kediri dan new friend’s.

0 comments:

Posting Komentar

 
;